Begitu pula jika ada perdarahan spontan di kulit, gusi, atau hidung anak. Hal lain yang harus dicermati jika anak terlihat pucat dan tampak lemas, serta mengeluh nyeri di bagian tubuh tertentu. Selain itu, perlu waspada pula jika anak tiba-tiba berjalan pincang dan tampak lesu.

 

Tanda lainnya yaitu apabila buah hati demam tanpa sebab dan infeksi yang tak kunjung sembuh, sakit kepala disertai muntah, gangguan penglihatan, juga penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya. "Bila menemukan gejala atau tanda-tanda tersebut, sebagai langkah awal segera bawa anak ke dokter untuk diperiksa," ungkap Tito.

 

Kepala instalasi pelayanan kanker terpadu di RSUD Al-Ihsan Bandung itu mengatakan, perlu segera dipastikan apakah gejala yang ditunjukkan anak disebabkan kanker atau bukan. Biasanya, dokter akan meminta orang tua agar anak menjalani pemeriksaan penunjang untuk keperluan diagnosis.

FREEPIK

Pemeriksaan penunjang bisa berupa pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan rontgen paru, atau pemeriksaan cairan otak. Bisa juga dengan cara pengambilan jaringan tubuh atau biopsi, serta pencitraan radiologi, seperti CT Scan atau MRI.

 

Tito menyarankan orang tua yang mendampingi buah hatinya berjuang melawan kanker untuk tidak cemas berlebihan. Dia menganjurkan untuk menghadapi semua dengan proporsional dan tenang. Selalu ada harapan bahwa kanker bisa ditangani.

 

Pada 2009, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan bahwa 40 persen kematian akibat kanker dapat dicegah. Syaratnya, pencegahan dapat dilakukan bila penyandang kanker ditangani saat penyakitnya masih dalam stadium dini.

 

"Banyak orang tua yang terlalu khawatir, malah anak di bawa ke pengobatan alternatif. Kembali dibawa ke dokter atau rumah sakit sudah dalam keadaan stadium lanjut," ucap Tito yang juga menjabat sebagai kepala laboratorium ilmu kesehatan anak di RSUD Al-Ihsan Bandung.

Banyak orang tua yang terlalu khawatir, malah anak di bawa ke pengobatan alternatif. Kembali dibawa ke dokter atau rumah sakit sudah dalam keadaan stadium lanjut.

Selalu ada harapan bahwa kanker bisa ditangani.

Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa. Anak-anak sekalipun bisa mengidap kanker. Jumlah kasus kanker pada anak kini juga diketahui terus meningkat. Persentasenya mencapai dua sampai empat persen dari seluruh kejadian penyakit kanker pada manusia.

 

Dokter spesialis anak Tito Gunantara menyampaikan, kanker pada anak tidak memiliki gejala yang spesifik dan dapat bervariasi sesuai dengan jenis kanker yang diidap. Itu membuatnya agak sulit dibedakan dengan masalah kesehatan anak pada umumnya.

 

"Kanker pada anak dapat terjadi sejak bayi dilahirkan. Penyebab terjadinya sampai saat ini belum diketahui secara pasti," ujar Tito pada webinar "Kupas Tuntas Permasalahan Bayi dan Anak" yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

 

Karena tak ada gejala spesifik, orang tua harus selalu memantau kondisi kesehatan anak. Tito membagikan panduan gejala umum yang patut diwaspadai orang tua. Ayah dan bunda patut curiga jika ada pembengkakan di mana saja pada bagian tubuh anak.

Ada delapan jenis kanker yang terbanyak menyerang anak. Berikut pemaparan dari dokter spesialis anak Tito Gunantara.

olga kononenko/unsplash

Delapan Jenis Kanker

1. Kanker darah atau leukemia.

Leukemia dapat menyerang anak segala usia, tapi kasus terbanyak terdata pada anak usia dua sampai lima tahun. Di Indonesia, persentase kasus leukemia sebanyak 33,7 persen dari seluruh kanker pada anak.

2. Retinoblastoma.

Ini adalah jenis kanker pada retina mata. Lazimnya didiagnosis pada anak kurang dari lima tahun, bisa mengenai satu atau kedua bola mata. Sebanyak 40 persen kasus bersifat heriditer atau keturunan dan terdapat riwayat keluarga dengan retinoblastoma.

3. Kanker kelenjar getah bening atau limfoma maligna.

Kanker tersebut ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening yang progresif, namun umumnya tidak terasa nyeri pada perabaan. Delapan sampai 10 persen kasus kanker ini didapati pada anak usia di bawah 20 tahun, namun kasus terus meningkat pada usia remaja 15-19 tahun.

4. Neuroblastoma.

Inilah jenis kanker sel saraf yang dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh. Biasanya timbul sebagai suatu massa yang teraba di bagian perut, tetapi dapat juga timbul di mata, dada, panggul, kelenjar getah bening, tulang, paru-paru, dan otak.  "Saat diagnosis, 50 persen anak berusia di bawah dua tahun. 75 persen sebelum usia empat tahun, 90 persen di bawah 10 tahun. Angka kejadian penyakit tujuh persen dari seluruh kanker pada anak," ucap Tito.

8. Osteosarkoma.

Kanker ganas pada tulang ini kemungkinan besar terjadi pada anak laki-laki usia 16 tahun dan anak perempuan usia 12 tahun. Lokasi kanker tersering di ujung tulang paha, pangkal tulang lengan atas, dan pangkal tulang kering kaki.

5. Tumor Wilms (nefroblastoma) atau kanker pada ginjal.

Sebanyak 76 persen kasus terdiagnosis  usia satu sampai lima tahun. Kanker ini dapat mengenai salah satu ginjal (unilateral) atau kedua ginjal (bilateral). Tipe bilateral  banyak ditemukan pada anak perempuan.

6. Rhabdomiosarkoma.

Ini merupakan jenis kanker yang berasal dari jaringan otot. Angka kejadian tertingginya terpantau pada anak berusia dua sampai enam tahun dan rentang usia 15-19 tahun. Kanker ini lebih sering menyerang anak laki-laki.

7. Kanker sistem saraf pusat (SSP).

Kanker ini juga kerap didiagnosis pada anak, utamanya yang berusia di bawah 15 tahun (65 kasus per satu juta anak). "Patut diwaspadai jika anak menunjukkan gejala gangguan penglihatan, kejang lokal, mengeluh sakit kepala hebat disertai muntah, serta ada gangguan mental menjadi gampang marah, perubahan perilaku, atau somnolen (seperti mengantuk)," tutur Tito.

top

aditya romansa/unsplash

Waspada

gejala kanker

pada anak